Nur Januarita Benu - Okezone
Browser anda tidak mendukung iFrameSenin, 4 Maret 2013 15:10 wib
Desain Indonesia International Expo (Foto: Dok. Sinar Mas Land)
JAKARTA - Pertumbuhan bisnis meetings, incentives, conventions, exhibitions (MICE) menjanjikan peluang yang besar di Indonesia. Namun, di sisi lain masih sangat sedikit fasilitas gedung pameran atau venue bertaraf internasional yang bisa ditemukan di Tanah Air.
Bandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti Singapura yang memiliki Marina Bay Sands dengan luasan 120 ribu m2, Bangkok dengan IMPACT convention hall dengan luasan 140 ribu m2 dan juga Shanghai New International Expo Centre (SNIEC) dengan luasan mencapai 300 ribu m2. Indonesia masih jauh tertinggal.
Kekurangan ini pun menjadi peluang bisnis baru bagi pengembang properti, mengingat banyaknya event dan pameran yang diadakan di Indonesia setiap tahun, baik yang bertaraf lokal, nasional, hingga internasional. Seperti yang dilakukan pengembang Sinar Mas Land lewat proyek barunya Indonesia International Expo (IIE).
"Pembangunan Indonesia International Expo akan dilangsungkan secara bertahap. Pembangunan tahap pertama yaitu seluas kurang lebih 200 ribu m2 bangunan terdiri dari ruang exhibition & convention, hotel bintang tiga dengan 295 kamar dan fasilitas parkir yang sangat memadai untuk mendukung event besar berskala International," jelas Ishak dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (4/3/2013).
Menurutnya, proyek yang tahap satu pembangunannya saja menelan investasi Rp2 triliun ini, akan selesai pada pertengahan 2014. Sekadar informasi, bisnis MICE dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan. Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) mencatat jumlah pameran di Indonesia pada tahun 2010 adalah 265 pameran dan meningkat menjadi 324 pameran pada tahun 2011.
Hal ini mengindikasikan bahwa bisnis MICE merupakan bisnis yang memiliki prospek menarik di tanah air. Hal ini juga didukung oleh semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia serta stabilnya nilai rupiah yang mengundang investor dan exhibitor untuk menyelenggarakan acara di Indonesia. Besarnya populasi penduduk juga menjadi salah satu daya tarik penyelenggaraan MICE di Indonesia. (NJB)
Bandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti Singapura yang memiliki Marina Bay Sands dengan luasan 120 ribu m2, Bangkok dengan IMPACT convention hall dengan luasan 140 ribu m2 dan juga Shanghai New International Expo Centre (SNIEC) dengan luasan mencapai 300 ribu m2. Indonesia masih jauh tertinggal.
Kekurangan ini pun menjadi peluang bisnis baru bagi pengembang properti, mengingat banyaknya event dan pameran yang diadakan di Indonesia setiap tahun, baik yang bertaraf lokal, nasional, hingga internasional. Seperti yang dilakukan pengembang Sinar Mas Land lewat proyek barunya Indonesia International Expo (IIE).
"Pembangunan Indonesia International Expo akan dilangsungkan secara bertahap. Pembangunan tahap pertama yaitu seluas kurang lebih 200 ribu m2 bangunan terdiri dari ruang exhibition & convention, hotel bintang tiga dengan 295 kamar dan fasilitas parkir yang sangat memadai untuk mendukung event besar berskala International," jelas Ishak dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (4/3/2013).
Menurutnya, proyek yang tahap satu pembangunannya saja menelan investasi Rp2 triliun ini, akan selesai pada pertengahan 2014. Sekadar informasi, bisnis MICE dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan. Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) mencatat jumlah pameran di Indonesia pada tahun 2010 adalah 265 pameran dan meningkat menjadi 324 pameran pada tahun 2011.
Hal ini mengindikasikan bahwa bisnis MICE merupakan bisnis yang memiliki prospek menarik di tanah air. Hal ini juga didukung oleh semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia serta stabilnya nilai rupiah yang mengundang investor dan exhibitor untuk menyelenggarakan acara di Indonesia. Besarnya populasi penduduk juga menjadi salah satu daya tarik penyelenggaraan MICE di Indonesia. (NJB)
No comments:
Post a Comment